Literasi dan Numerasi (LitNum) sepertinya jadi bahasan penting ketika mendekati kegiatan Asesmen Kompetensi Minimum di sekolah. Hal ini cukup wajar mengingat bahwa hasil LitNum ini berdampak pada Rapor Pendidikan Sekolah, yang pada akhirnya berpengaruh pada performance sekolah. Namun harus diingat bahwa LitNum yang terefleksi pada Rapor Pendidikan Sekolah sejatinya bukanlah sebuah hasil dari proses instant, namun proses pembelajaran yang berjenjang dan berkelanjutan.
Berdasar pengalaman kami membawakan materi LitNum pada tenaga pendidik, nampaknya masih ada kebingungan dalam mengidentifikasi sejauh mana sebuah proses pembelajaran sudah menyentuh literasi/numerasi atau baru sekedar memenuhi kemampuan membaca/matematika dasar.
Dalam artikel kali ini kami akan mencoba menjelaskan perbedaannya melalui definisi berikut:
Literasi Membaca vs Kemampuan Membaca Dasar
Dengan kata lain, jika proses kegiatan membaca hanya sekedar supaya siswa lancar membaca, maka proses tersebut hanyalah proses untuk melatih kemampuan membaca dasar. Literasi Membaca bukanlah sekedar bisa membaca!
Numerasi vs Kemampuan Matematika Dasar
Dengan kata lain, jika proses kegiatan matematika hanya sekedar supaya siswa lancar berhitung angka-angka, maka proses tersebut hanyalah proses untuk melatih kemampuan matematika dasar. Numerasi bukanlah sekedar bisa berhitung!
Kemampuan LitNum seharusnya jauuuh melampaui huruf dan angka, kemampuan ini harusnya menjadi dasar keseluruhan proses berpikir kita, menjadikan kita kreatif dan membawa manfaat bagi sekitar kita.
Oleh karena itu, proses pembelajaran LitNum di sekolah tidak boleh terlepas dari konteks sosio-cultural siswa dan kedekatannya pada peristiwa dalam keseharian siswa. Lalu, pembelajaran LitNum juga harus dapat merangsang kemampuan berpikir siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bukan sekedar benar dan salah.
Semoga ini boleh sedikit memberi pencerahan. Semoga.....
Comments