Dengan AI yang marak saat ini dan mungkin akan mengambil alih masa depan, saya rasa, ajaran Sokrates masih relevan bahkan menjadi sangat relevan saat ini. Dalam artikel saya sebelum ini, saya sering menulis tentang AI yang dapat melakukan banyak hal. Namun perlu diingat, bahwa AI sejatinya adalah tools (alat) yang memudahkan manusia.
Oleh karena itu, manusia sebaiknya mempersiapkan diri dengan mengasah skill-skill tertentu yang tak bisa tergantikan AI, salah satunya adalah critical thinking (kemampuan berpikir kritis.
Apa sih critical thinking? Critical Thinking (kemampuan berpikir kritis) adalah jenis pemikiran di mana seseorang mempertanyakan, menganalisis, menafsirkan, dan membuat penilaian tentang sesuatu yang dibaca, didengar, dikatakan atau ditulis*.
Bagaimana cara melatih critical thinking? Salah satunya adalah dengan Thinking Routine-nya Project Zero yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu. Metode lainnya adalah dengan Socratic Method (Metode Sokrates).
Apa bedanya? Secara singkat, Socratic Method melibatkan pendekatan dialogis berupa tanya jawab untuk merangsang pemikiran kritis dan mengungkap kebenaran, sementara Thinking Routine adalah pola-pola berpikir terstruktur yang dirancang untuk memvisualkan proses berpikir dan mengembangkan kualitas berpikir siswa.
Kali ini, saya akan membahas lebih dalam tentang Socratic Method.
Socratic Method adalah model pendekatan berpikir yang biasa dilakukan Sokrates (filsuf Yunani yang hidup sekitar abad 5 SM) pada murid-muridnya. Metode ini juga yang biasa saya lakukan sejak kecil - dan saya baru tahu bahwa metode ini punya nama dan sejarahnya beberapa waktu lalu 😅 - , sehingga saya kadang diprotes orang-orang terdekat karena terlalu banyak bertanya. Sokrates bahkan dijatuhi hukuman mati karena itu.
Jadi, metode ini boleh jadi akan sangat menyulitkan, mengganggu, menyebalkan dan bahkan menyakitkan bagi Anda atau lawan bicara Anda. Kenapa? Karena metode ini melibatkan pertanyaan bolak-balik yang seolah tanpa akhir. Melibatkan pertanyaan yang menimbulkan pertanyaan baru, alih-alih memberikan jawaban.
Kebayang kan? Bagaimana ini akan jadi menyebalkan? Terutama bagi yang biasa mengajukan pertanyaan demi mendapat sebuah jawaban, dan bagi yang tak terbiasa dihujani pertanyaan.
Bagi saya pribadi, metode ini sangat mencerahkan. Karena pada akhirnya, semua pertanyaan bolak-balik yang diajukan akan memberikan pemahaman baru, sudut pandang baru, pemikiran baru, ide baru, dan belum tentu memberikan jawaban. 😆
Lalu pertanyaan seperti apa yang umumnya ditanyakan dalam Socratic Method? Ada 6 jenis pertanyaan**, yaitu pertanyaan yang:
1. Mengklarifikasi pemikiran dan pemahaman: Boleh tolong beri contoh? Boleh jelaskan lebih detail maksudmu? Apa masalahnya?
2. Menantang asumsi: Apakah selalu seperti itu? Bagaimana kamu tahu hal itu? Apakah kamu sudah melakukan verifikasi?
3. Mencari/memeriksa bukti/alasan pendukung: Mengapa kamu berpikir begitu? Apa yang membuatmu sampai pada kesimpulan itu? Mengapa?
4. Mempertimbangkan sudut pandang lain: Apa alternatifnya? Bagaimana jika kamu melihatnya dari sudut pandang yang berbeda?
5. Menemukan/mempertimbangkan implikasi/konsekuensi: Apa implikasinya? Apa konsekuensi dari tindakan itu?
6. Mempertanyakan pertanyaan: Apa tujuan dari pertanyaan ini? Mengapa kamu bertanya seperti itu?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sangat boleh dikembangkan sesuai topik dan konteksnya. Pertanyaan tersebut juga sangat boleh diubah urutannya karena tidak ada struktur yang baku dalam Socratic Method.
Socratic Method biasanya digunakan oleh para terapis/psikolog/psikiater atau para ahli hukum (pengacara, hakim). Namun metode ini sebenarnya dapat juga digunakan dalam dunia pendidikan dan keseharian hidup kita.
Dalam dunia pendidikan, Socratic Method dapat digunakan, antara lain, untuk menyelidiki pemikiran siswa, membantu siswa menganalisis konsep, dan membantu siswa mengalurkan penalarannya,
Dalam kehidupan sehari-hari, Socratic Method dapat membantu individu untuk mempertimbangkan berbagai gagasan dan menentukan gagasan mana yang paling benar atau masuk akal.
Jadi silahkan dicoba, mulailah dari diri sendiri, sebelum memulainya dengan orang lain atau bahkan di dalam kelas. Jika ingin lebih mendalami Socratic Method, silahkan cek daftar bacaan di bawah ini atau googling sendiri saja.
Semoga bermanfaat!
Sumber bacaan:
Comments