Salah satu soft skill yang penting bagi manusia untuk bertahan hidup di masa depan adalah skill untuk dapat berpikir kritis dan kreatif. Bahkan menurut saya, skill ini adalah hal mendasar yang membedakan manusia dan AI (kecerdasan buatan). Sayangnya, berpikir kritis dan kreatif selalu menjadi PR besar bagi pendidikan di Indonesia. Bagaimana mendidik siswa agar dapat berpikir kritis dan kreatif? Bagaimana agar guru dapat berpikir kritis dan kreatif? Bagaimana agar kita dapat berpikir kritis dan kreatif?
Berpikir kritis dan kreatif seolah menjadi hal sulit. Sehingga menjadi sulit juga ketika harus membuat pertanyaan yang HOTS, atau membuat pertanyaan pemantik. Padahal sebagai manusia, berpikir itu adalah bagian keseharian kita. Rene Descartes, seorang filsuf, pernah berkata "Cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada)" Artinya, eksistensi manusia ditentukan dari pikirannya.
Baiklah, lebih baik kita langsung ke hal yang praktis daripada berfilsafat.
Apa itu Thinking Routine?
Thinking routine adalah serangkaian pertanyaan dan petunjuk terstruktur yang dirancang untuk membantu orang berpikir lebih dalam dan kritis tentang topik atau ide tertentu. Kegiatan ini adalah bagian dari program dan kegiatan Project Zero. Project Zero sendiri adalah kelompok riset di Harvard Graduate School of Education yang mempelajari pembelajaran dan kognisi.
Thinking routine digunakan dalam berbagai lingkungan pendidikan, dan dirancang agar fleksibel dan dapat diadaptasikan ke mata pelajaran, kelompok usia, dan konteks yang berbeda.
Berdasarkan penelitian, kegiatan ini sangat berguna dalam pembelajaran karena dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa, yang merupakan keterampilan penting yang dapat mereka gunakan tidak hanya di kelas, tetapi juga dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Selain tentu saja banyak kelebihan lain yang dapat Anda baca sendiri di sini: PZ's Thinking Routines Toolbox | Project Zero (harvard.edu)
Ada berapa macam kegiatan Thinking Routine?
Dari sekian banyak kegiatan thinking routine, yang ada dalam list ini: Thinking Routines (Alphabetized) | Project Zero (harvard.edu), saya memilihkan 4 contoh kegiatan yang menurut saya paling mudah dilakukan, bahkan oleh mereka yang belum terbiasa dengan thinking routine.
See, Think, Wonder: Kegiatan ini mendorong siswa untuk melakukan observasi dan koneksi, dan untuk mengajukan pertanyaan. Siswa diminta untuk mendeskripsikan apa yang mereka lihat, apa yang mereka pikirkan tentang apa yang mereka lihat, dan apa yang mereka ingin tahu tentang apa yang mereka lihat.
Headlines: Kegiatan ini membantu siswa untuk menganalisis informasi dan memahami bagaimana mengkomunikasikan ide-ide kompleks dengan cara yang sederhana dan jelas. Siswa diminta untuk meringkas topik atau teks dengan membuat judul yang menangkap esensinya.
Chalk Talk: Kegiatan ini membantu siswa untuk mengeksplorasi perspektif yang berbeda dan berpikir secara mendalam tentang suatu topik atau masalah. Siswa menulis pemikiran mereka di selembar kertas atau di papan tulis, dan kemudian berbagi dan mendiskusikan ide mereka satu sama lain.
I used to think, now I think: Kegiatan ini membantu siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan untuk melihat bagaimana perspektif mereka berubah dari waktu ke waktu. Siswa diminta untuk berpikir tentang topik atau ide yang telah mereka pelajari di kelas, dan untuk merenungkan bagaimana pemahaman mereka tentang topik atau ide tersebut telah berubah sejak awal pelajaran atau unit.
Bagaimana menerapkan Thinking routine di kelas?
Thinking routine, dilakukan secara rutin dengan menggunakan pertanyaan pemantik. Detailnya kira-kira sbb:
Pilih kegiatan thinking routine-nya: Mulailah dengan memilih satu atau dua rutinitas berpikir yang menurut Anda paling berguna bagi siswa Anda dan topik yang akan Anda bahas di kelas.
Biasakan diri Anda dengan kegiatan tersebut: Sebelum memperkenalkan rutinitas kepada siswa Anda, luangkan waktu untuk membiasakan diri dengan langkah-langkah yang terlibat dan bagaimana rutinitas biasanya digunakan. Ini akan membantu Anda untuk merasa lebih percaya diri saat memimpin rutinitas di kelas.
Rencanakan pelajaran Anda: Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat memasukkan thinking routine ke dalam RPP Anda. Pertimbangkan konten apa yang akan Anda ajarkan dan bagaimana rutinitas dapat digunakan untuk membantu siswa terlibat dengan konten tersebut.
Buat model rutinitas: Mulailah dengan membuat model kegiatan thinking routine untuk siswa Anda. Arahkan mereka melalui langkah-langkah yang terlibat dan tunjukkan cara menggunakan kegiatan tersebut untuk memikirkan secara mendalam tentang suatu topik atau ide.
Dorong partisipasi siswa: Dorong siswa Anda untuk berpartisipasi dalam kegiatan thinking routine dengan mengajukan pertanyaan terbuka, memupuk lingkungan belajar yang aman dan mendukung, serta mengakui dan memberi penghargaan kepada siswa yang berpartisipasi.
Evaluasi kegiatan thinking routine: Setelah menggunakan kegiatan tersebut di kelas, luangkan waktu untuk merenungkan bagaimana hasilnya. Pertimbangkan apa yang bekerja dengan baik dan apa yang dapat diperbaiki, dan lakukan penyesuaian seperlunya.
Bagi Anda yang baru menggunakan thinking routine, sebaiknya memulai dengan kegiatan yang sederhana seperti "See-Think-Wonder". Saat Anda sudah merasa lebih nyaman menggunakan thinking routine, silahkan mencoba kegiatan thinking routine yang lebih kompleks.
Terlepas dari latar belakang atau pengalaman Anda dalam mengajukan pertanyaan, penting untuk diingat bahwa tujuan thinking routine adalah untuk mendukung pembelajaran dan keterlibatan anak/siswa, bukan untuk menekan Anda/guru/orang tua, agar mengajukan pertanyaan yang sempurna.
Selamat mencoba!
Jika sudah mencoba, boleh share dengan kami via kolom komentar di bawah/WA bagaimana hasilnya. Terimakasih.
note: video dan modul diterjemahkan langsung dari dokumen Project Zero, harap sesuaikan dengan konteks Anda.
Comments