top of page

Computational Thinking (Berpikir Komputasional)

Writer's picture: JJJJ

Sering kan dengar "computational thinking"? Kira-kira paham tak maksudnya? Atau bisa jadi kita hanya sekedar mendengar istilahnya saja, merasa istilah itu keren, tapi sama sekali tak paham maksudnya.


Berpikir Komputasional adalah model cara berpikir dan pemecahan masalah yang melibatkan penguraian isu-isu kompleks menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dan menggunakan teknik seperti pola, abstraksi, dan algoritma untuk menemukan solusi. Ini tidak terbatas pada ilmu komputer—ini adalah cara berpikir yang dapat diterapkan di berbagai bidang. Tapi memang cara berpikir ini terinspirasi dari cara berpikir computer.


Konsep Inti dari cara berpikir seperti ini adalah:

  • Dekomposisi: Memecah/mengurai masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola.

  • Pengenalan Pola: Mengidentifikasi kesamaan atau pola untuk menyederhanakan pemecahan masalah.

  • Abstraksi: Fokus pada detail penting sambil mengabaikan yang tidak relevan.

  • Algoritma: Membuat solusi langkah demi langkah atau aturan untuk menyelesaikan masalah.


Mengapa Penting?

  • Mendorong pemikiran kritis dan kreativitas.

  • Membantu dalam menangani masalah dunia nyata yang kompleks secara sistematis.

  • Mempersiapkan siswa untuk dunia digital dengan mengajarkan keterampilan dasar yang relevan dengan pemrograman, analisis data, dan bidang STEM lainnya.

  • Sering digunakan dalam pendidikan untuk mengajarkan siswa cara berpikir logis dan mendekati masalah secara terorganisir. Berpikir komputasional juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain, seperti matematika, sains, dan bahkan bahasa.


Contoh paling sederhana dalam berpikir komputasional adalah memasak. Ehh?! Koq bisa? Bagaimana ceritanya....


Misal kita harus memasak Tumis Kangkung untuk 4 orang.


Maka sebelumnya kita harus melakukan dekomposisi atau mengurai apa saja yang diperlukan dalam pembuatan tumis kangkung. Yang diperlukan adalah bahan (kangkung, bawang putih, cabai, saus tiram, garam, minyak) dan alat masak (wajan, sodet, kompor, gas, pisau, talenan). Kita harus memastikan bahwa semuanya ada.


Kemudian kita mengenali pola. Bahwa menumis itu selalu dilakukan dengan sedikit minyak dan proses yang cepat. Jika kita meggunakan banyak minyak, maka itu berarti kita menggoreng. Bila kita memasak dalam waktu lama, boleh jadi kita sedang membuat rendang.


Setelah itu kita melakukan abstraksi, dengan cara fokus pada hal penting dan mengabaikan yang tidak penting. Pikiran kita fokus pada kegiatan menumis itu sendiri, dan mengabaikan pikiran lain yang tidak relevan, seperti kenapa tukang sampah belum datang ambil sampah, kenapa biaya listrik membengkak, utang ke tukang sayur yang belum dibayar, dsb. Ini penting supaya masakan kita tidak gosong.


Terakhir kita membuat algoritma dari kegiatan menumis kangkung tersebut. Algoritma ini dalam bahasa awam disebut sebagai "Resep Tumis Kangkung Super Sederhana" sbb:


Bahan:

2 ikat kangkung (potong-potong)

4 siung bawang putih (cincang)

2 buah cabai merah (iris, opsional)

2 sdm saus tiram

Garam secukupnya

2 sdm minyak goreng


Alat Masak:

Wajan atau penggorengan

Sodet

Pisau dan talenan


Langkah-langkah:

1. Siapkan dan cuci semua bahan.

2. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan cabai hingga harum.

3. Masukkan kangkung, masak 1-2 menit.

4. Tambahkan saus tiram dan garam, aduk dan masak selama 1 menit lagi.

5. Sajikan hangat.


Nah dari contoh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa "computational thinking" sebenarnya sudah hadir dalam keseharian kita dan terkadang hadir dalam bentuk yang lezat. 😆😄


Selamat makan!

3 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


Thanks for subscribing!

  • Youtube
  • Whatsapp

©2020 by RUMAHJJ. Proudly created with Wix.com

bottom of page