Selama pandemi Covid-19, sekolah diharuskan untuk tutup sementara dan belajar dipindahkan ke rumah. Awalnya semua santai menyikapinya...toh nggak akan lama.😊 Walau saya yakin, bagi mereka yang pernah berkecimpung di dunia kebencanaan, sedikit banyak pasti sudah memprediksi bahwa kondisi seperti ini akan lamaaaa.
Dan tahun ajaran baru datang, sekolah masih tutup. Para pendidik bingung, mau bagaimana memulai sekolah. Orangtua lebih bingung lagi. But the show must go on. Tahun ajaran baru tetap harus dimulai, agar anak tidak kehilangan hak pendidikannya.
Jadi...mau tidak mau, sebelum semua jadi terlambat, para pendidik, dalam hal ini guru, diharuskan untuk meng-upgrade skill-nya. Terutama di bidang teknologi. Kenapa? Karena hampir semua Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terjadi hari ini, berbasis teknologi.
Lantas, apa yang harus dikembangkan?
Komunikasi online dan menggunakan virtual meeting software/apps. Karena tidak lagi bisa tatap muka, maka virtual meeting jadi pilihan masuk akal. Nah, bicara dengan murid di depan kelas dan di virtual room tentu berbeda. Guru harus bisa berkomunikasi dengan, singkat dan jelas dalam menyampaikan pesan atau menyapa siswa-siswanya. Guru juga harus lancar menggunakan virtual meeting software/apps (seperti Skype, Jitsi, Zoom, atau WhatsApp paling tidak), supaya bisa mandiri dalam manajemen kelas.
Navigasi Internet. Kita tahu bahwa internet adalah gudang informasi. Informasi apapun ada. Kalau Guru bisa mencari dan memanfaatkan informasi yang ada dengan baik, maka itu jelas akan memperkaya bahan ajar dan sumber belajar. Tentu saja meringankan beban Guru juga. Kemampuan surfing, browsing, googling, apapun sebutannya jadi kuncinya.
Basic Office Skill. Yang saya maksud di sini adalah kemampuan dasar mengoperasikan aplikasi office seperti Ms. Word, Ms. Excel, Power point (atau yang sejenis itu). Kenapa? Karena kemampuan ini dasar banget.
Game-based learning. Maksudnya adalah mengintegrasikan permainan dalam pembelajaran. Bisa dengan situs/aplikasi tertentu (seperti learningapps.org, dan sejenisnya) atau dibuat sendiri. Kenapa? Karena, anak-anak belajar lebih banyak dengan bermain daripada dengerin tutorial. Semua anak suka bermain, saya aja suka.
Online evaluation/form. Lagi-lagi karena nggak bisa tatap muka, sementara siswa tetap harus ulangan/ujian/quiz. Online form bisa jadi pilihan. Paling tidak bisa memudahkan dalam penilaian.
Nah, 5 kemampuan itu jika diasah dan dikembangkan bisa sangat membantu dalam pelaksanaan PJJ. Bagaimana dengan kemampuan bikin video pembelajaran? Apa itu nggak penting? Penting, tapi tidak harus.
Kemampuan bikin video pembelajaran itu, buat saya, adalah kemampuan no.6 (enam). Setelah 5 kemampuan yang dituliskan di atas dikuasai dengan baik. Karena, siswa itu sebetulnya lebih senang jika bisa lihat langsung wajah Gurunya atau dengar langsung suara Gurunya, ketimbang lihat di video pembelajaran. Walaupun mungkin itu cuma 3 menit, tapi cukuplah untuk pengobat rindu masuk sekolah.
Oh iya...ada yang paling penting sebelum semua kemampuan di atas. LITERASI DIGITAL. Supaya semua yang dilakukan di dunia digital, bisa dipertanggungjawabkan. Ingat, bahwa mereka yang menjadi siswa hari ini, adalah mereka yang lahir di masa komputer dan gadget. Mungkin mereka lebih dulu bisa menyalakan handphone daripada bisa jalan.
Selamat mendidik dan selamat berjuang Bapak/Ibu Guru! ❤
Comments